Jumat, 08 Maret 2013

Ringkasan Buku Men Are From Mars, Women Are From Venus (Part 1)



Men Are From Mars, Women Are From Venus, sebuah buku yang sangat populer yang ditulis oleh penulis John Gray. Buku ini berisi banyak sekali saran untuk memperbaiki hubungan antara laki-laki dan perempuan melalui memahami gaya komunikasi dan kebutuhan emosional dari lawan jenis. Seperti yang tersirat oleh judul, buku ini menegaskan ide bahwa pria dan wanita sangat berbeda seperti makhluk dari planet lain, dan bahwa mempelajari kode etik dari lawan jenis adalah nilai penting bahkan jika individu tidak selalu sesuai dengan perilaku stereotip.

Bab 1: Men Are from Mars, Women Are from Venus

Penting untuk diingat bahwa pria dan wanita memiliki sifat timbal balik yang berbeda. Pria dan wanita perlu menghargai perbedaan-perbedaan, dan berhenti mengharapkan satu sama lain untuk bertindak dan merasakan dengan cara yang mereka lakukan.

Bab 2: Mr Fix-It and the Home Improvement Committee

Pria senang jika kemampuan mereka diakui dan dihargai, dan benci jika mereka dihina atau diabaikan, wanita senang jika perasaan mereka diakui dan dihargai, dan benci jika mereka dicemooh atau diabaikan. Pria tidak menilai perasaan begitu tinggi seperti dalam sudut pandang mereka, mereka dapat begitu bersemangat dan berapi-api, berperilaku liar dan tidak stabil, wanita tidak menilai kemampuan yang tinggi dalam sudut pandangan mereka, mereka bisa dingin, memihak, perilaku agresif kompetitif.
Pria ingin bekerja sendiri, dan melatih kemampuan mereka dengan memecahkan masalah dengan cepat dan sendirian, wanita ingin bekerja sama, dan melatih perasaan mereka melalui komunikasi interaktif dengan satu sama lain. Pria menghargai solusi, dan melihat bantuan yang tidak diminta sebagai merusak upaya mereka untuk memecahkan masalah sendiri. wanita menghargai bantuan, dan melihat solusi yang tidak diminta sebagai merusak upaya mereka untuk melanjutkan interaksi. Pria menginginkan agar solusi mereka akan dihargai, wanita ingin agar bantuan mereka akan dihargai.


Bab 3: Men Go to Their Caves and Women Talk
Ketika dihadapkan dengan masalah sulit, orang menjadi non-komunikatif sehingga mereka dapat bekerja di luar cara terbaik untuk membantu diri mereka sendiri, sementara wanita menjadi komunikatif sehingga orang lain dapat mengetahui cara terbaik untuk membantu mereka. Pria ingin menunjukkan kemampuan mereka dengan diperbolehkan untuk memecahkan masalah tanpa campur tangan, wanita suka menunjukkan perasaan mereka dengan diperbolehkan untuk mengkomunikasikan masalah tanpa gangguan.
Ketika pria melakukan komunikasi, mereka ingin to the point, dan umumnya hanya ingin mendengarkan jika mereka merasa percakapan memiliki point penting. Perempuan menikmati berbicara untuk kepentingan diri sendiri, dan senang mendengarkan tanpa melihat situasi.

Bab 4: How to Motivate the Opposite Sex

Naluri seorang pria adalah untuk mengurus dirinya sendiri, bahkan jika itu berarti mengorbankan orang lain, naluri wanita adalah peduli orang lain, bahkan jika itu berarti mengorbankan dirinya. Dalam hubungan, seorang pria harus belajar bagaimana peduli pada pasangannya daripada mengorbankan kebutuhannya demi diri sendiri, dan seorang wanita harus belajar bagaimana untuk dipedulikan oleh pasangannya ketimbang mengorbankan kebutuhannya sendiri demi dirinya, sehingga kebutuhan keduanya terpenuhi. Jika mereka berhasil melakukan hal ini, maka keduanya menang, tidak seperti perilaku naluriah mereka di mana salah satu menang dari yang lainnya.
Hal Ini harus berjalan, karena jika salah satu pasangan merasa upaya mereka terhadap hubungan tersebut tidak sukses dalam menyenangkan pasangannya, mereka mungkin merasa terluka dan memutuskan untuk kembali ke perilaku naluriah mereka. Sayangnya hal ini kemudian menyebabkan mitra lainnya untuk melakukan hal yang sama, dan kemungkinan hubungan memburukpun terelakkan.
Dalam suatu hubungan, pria perlu merasakan bahwa perhatiannya diperlukan, dan seorang wanita perlu merasakan bahwa kebutuhannya yang dipenuhi. Untuk mencapai hal ini, seorang pria harus mengungkapkan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dan kelayakan nya untuk menerima kepedulian, dan seorang wanita harus mengungkapkan keinginannya untuk diperhatikan memenuhi kebutuhannya dengan baik. Keduanya harus ingat untuk menghargai, menerima, dan memaafkan orang lain, dan menghindari menyalahkan mereka ketika mereka gagal.

Bab 5: Speaking Different Languages

Pria berbicara secara harpiah dalam menyampaikan informasi, wanita menggunakan kosakata artistik bebas dan dramatis untuk sepenuhnya mengekspresikan perasaan mereka dan berkomunikasi.
Pria ingin menyortir pikiran mereka sebelum berkomunikasi, dan memiliki kecenderungan untuk menjadi jauh dan tidak komunikatif karena mereka mempertimbangkan kebutuhan mereka. Pada saat ini, seorang wanita perlu jaminan bahwa pasangannya masih memperhitungkan dirinya sebagai seseorang yang layak dipedulikan. Wanita ingin menyortir pikiran mereka dalam proses komunikasi mereka, dan memiliki kecenderungan untuk mencurahkan keluhan dan berdoa yang berkaitan keprihatinan mereka. Pada saat ini, seorang pria perlu diyakinkan bahwa pasangannya masih memperhitungkan dia sebagai orang layak dipedulikan. Keduanya harus mencoba untuk menghindari perasaan pribadi untuk menyalahkan pasangan mereka ketika berhadapan dengan masalah.

Ketika seorang pria mempunyai masalah, dia tidak ingin pasangannya untuk mengungkapkan keprihatinan baginya, tapi senang jika wanita mengatakan bahwa masalahnya adalah mudah untuk diatasi karena percaya atas kemampuannya. Ketika seorang wanita mempunyai masalah, dia senang pasangannya untuk mengungkapkan keprihatinan untuknya, tetapi tidak mau jika pria mengatakan bahwa masalahnya adalah sederhana untuk dipecahkan. Sebuah solusi harus dicari setelah perasaannya telah sepenuhnya didengarkan: terlalu cepat memberi solusi adalah pembenaran akan  kemampuannya, tetapi mengurangi nilai kepedulian nya, terlalu lama membiarkan masalah adalah pembembenaran permasalahan, tapi mengurangi nilai kemampuannya.

Pria merasa dibenarkan dan bersyukur ketika mereka dibiarkan untuk menyelesaikan masalah sendiri, dan merasa dikacaukan jika ada orang yang menawarkan simpati atau bantuan yang tidak diminta. Wanita merasa dibenarkan dan bersyukur jika ada yang menawarkan simpati atau bantuan yang tidak diinginkan, dan merasa terganggu ketika mereka dibiarkan untuk menyelesaikan masalah dengan sendirinya.
Untuk mengakomodir respon pasangan mereka, masing-masing harus membuat perubahan kecil untuk kebiasaan mereka dan dalam berkomunikasi terhadap yang lain, tetapi tanpa mengorbankan sifat-sifat mereka sendiri yang benar.

Bab 6: Men Are Like Rubber Bands

Pria terkadang lari ketika mereka tiba-tiba takut bahwa mereka merasa terancam. Pada saat seperti itu mereka bisa menjadi benar-benar tidak bisa didekati, menuntut hak untuk dibiarkan sendiri dan tidak mau mengekspresikan perasaan mereka. Dan berilah support dengan memberikan sedikit ruang, mereka akan segera merasa lebih baik, dan kembali seperti biasa lagi. Hal ini sulit bagi wanita untuk menangani dan menghadapi pria yang tiba-tiba dengan cepat menutup diri dan bangkit kembali.
Ketika seorang laki-laki menarik diri, mereka dapat membantu pasangannya untuk tidak terlalu khawatir atau tersinggung dengan meyakinkan bahwa mereka akan kembali pada waktunya. Perempuan harus menahan godaan untuk mencoba untuk menarik pasangan mereka kembali dengan cepat atau mengkritik mereka perilaku alamiah mereka selama ini.

Bab 7: Women Are Like Waves

Wanita terkadang tenggelam dalam keputus asaan ketika mereka merasa sudah waktunya untuk membuang emosi dan memiliki resolusi. Pada saat ini mereka bisa menjadi benar-benar berpikiran negatif dalam sudut pandangnya, berdiam diri pada setiap masalah-masalah mereka, termasuk masalah yang lama dan umumnya telah ditangani sebelumnya, dan jika mereka tidak dapat menemukan masalah sesungguhnya untuk difokuskan, maka mereka akan menemukan beberapa hal lain (masalah) secara acak untuk dikhawatirkan.
Mereka mengabaikan sifat mereka yang biasa, dan menuntut hak untuk mengekspresikan perasaan mereka dan tidak ingin ditinggalkan sendiri, dan jika didukung dan memungkinkan cukup waktu untuk mengekspresikan dan melepaskan perasaan negatif mereka, mereka akan mulai merasa lebih bahagia lagi dan kembali ke diri mereka seperti semula.
Kelambatan mereka yang tenggelam dalam depresi dan kemudian bangkit mungkin membuat sulit bagi pria untuk menghadapinya.
Pada saat-saat ketika wanita tenggelam dalam diri mereka, mereka dapat membantu pasangannya untuk tidak terlalu khawatir atau tersinggung dengan memberikan beberapa kepastian singkat bahwa itu bukan kesalahan pasangan mereka. Pria harus menahan godaan untuk mencoba mengangkat pasangannya kembali dengan cepat atau mengkritik mereka selama ini perilaku alami.
Pria menuntut hak untuk bebas dari waktu ke waktu, wanita menuntut hak untuk didengar dari waktu ke waktu. Ketika seorang pria merasa bebas ia menemukan lebih mudah untuk mensupport kebutuhan wanita untuk didengarkan, ketika seorang wanita merasa mendengar dia merasa lebih mudah untuk mensupport kebutuhan pria untuk bebas.
Jika kebutuhan periodik pria untuk bebas bertepatan dengan kebutuhan periodik wanita untuk didengarkan, solusi yang terbaik adalah untuk wanita menjadikan teman-temannya sebagai pengganti tempat mendengarkan keluh kesahnya.

Selasa, 05 Maret 2013

Iin Nur Indah


Sekarang lagi pada Demam X-Factor Indonesia kayaknya. Hayo siapa jagoan kalian??. Nama yang muncul dan sering dijagokan sih biasanya Fatin. Siimut berkerudung. Tapi, sebenernya aku suka banget dengerin suaranya Iin Nur Indah. Apalagi pas lagi nyanyiin Don't You Remembernya Adele. Aku fikir versinya si Iin ini lebih yahud. Iin Nur Indah Sahib, lahir di Makassar, 7 Juli 1994. Wow, muda banget yah. Tapi, dengerin aja deh suaranya, pronunciation nya Iin, bagus banget.




Sayang, akhirnya Iin masuk ke kategori group. Jadi gak bisa lihat Iin tampil solo lagi nih. Padahal Aku suka banget sama suaranya yang adem, lembut, menenangkan. 

Senin, 04 Maret 2013

Resep Pindang Ikan Palembang

Berhubung sohibku Fany tadi pagi telpon nanya2 bumbu pindang dan biar gampang mengingatnya, nah aku tuangkan di blogku ini saja yah saudara-saudara :).

Bahan dan bumbu:
1 ekor ikan Gabus sedang (pada dasarnya segala macam ikan bisa, asal jangan ikan salmon, selain muahal, amisnya itu loh yang gak nahan)
1 liter air kaldu (bisa juga air biasa dan tambah kaldu organik)
1 batang daun bawang (daunnya potong serong batang putihnya dikeprak)
3 siung bawang merah
2 siung bawang putih
2 cm kunyit
2 cm lengkuas 
1 batang serai 
3 butir tomat cery 
Garam secukupnya
2 buah cabai merah
Jeruk Lemon

Cara Membuatnya:
1. Bersihan ikan potong menjadi 3 atau 4 bagian sesuai selera, baluri jeruk lemon dan diamkan sebentar
2. Rebus kaldu, lalu masukkan ikan.
3. Bawang merah, bawang putih, kunyit, cabai merah ditumbuk setengah halus, lengkuas, serai dan batang daun bawang dikeprak, tomat ceri dipotong jadi empat bagian, masukkan ke dalam rebusan ikan
4. Tambahkan garam (boleh juga tambahkan gula bagi yang suka manis)
Setelah mendidih dan ikan lembut, kecilkan api, taburi daun bawang yang sudah dipotong serong.
5. Angkat dan pindang ikan siap disajikan